Istilah “Mabuk Kepayang” dan buah berbahaya yang biasa digunakan sebagai bumbu Rawon

Istilah “Mabuk Kepayang” sering kali kita gunakan untuk meledek manusia-manusia yang tengah dimabuk asmara. Bagi penulis pribadi, istilah “Kepayang” ini rasa-rasanya memang seirama dengan kisah percintaan yang membuat pikiran dan hati selalu terbayang-bayang akan sang kekasih dambaan.

Namun, ilmu cocokologi alias gotak-gatik-gatuk yang penulis rumuskan rupa-rupanya meleset dari kenyataan, karena istilah “Kepayang” sebenarnya berkaitan dengan buah yang jika dikonsumsi mentah-mentah bisa menyebabkan Anda mabuk hingga kepala terasa pusing berputar-putar, atau bahkan mengancam keselamatan jiwa jika dikonsumsi secara berlebihan.

Berikut ini penjabaran mengenai asal-usul istilah “Mabuk Kepayang” yang berkaitan dengan “Buah Berbahaya” hingga keterkaitannya dengan kuliner Rawon.

Asal-usul istilah “Mabuk Kepayang”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kita dapat menemukan tiga definisi untuk kata mabuk kepayang, yaitu:

  1. Mabuk karena makan buah kepayang;
  2. Tergila-gila karena cinta;
  3. Agak mabuk sedikit.

Dari ketiga definisi di atas, terdapat penyebutan buah yang mengundang tanda tanya bagi penulis, yaitu pada definisi ‘mabuk karena makan buah kepayang ’. Apakah itu buah kepayang ?

Setelah googling di jagat internet mengandalkan kesaktian Mbah Google, dapat kita temukan bahwa nama buah Kepayang ini mungkin tidaklah begitu asing bagi masyarakat pulau Sumatera, karena nama salah satu daerah di pulau bernama lain Andalas ini memiliki pelafalan yang hampir sama, yaitu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Disebutkan bahwa tanaman penghasil Buah Kepayang ini banyak tumbuh subur di Kab. Kepahiang, tepatnya di kawasan konservasi Pegunungan Bukit Barisan.

Buah Kepayang @ Intisari.gird.id

Dari riwayat inilah maka buah dari tumbuhan tersebut dinamai dengan nama yang mirip-mirip dengan nama daerahnya, yaitu buah “Kepahiang/Kepayang”. Buahnya berbentuk bulat melonjong mirip buah mangga, namun berwarna cokelat dan memiliki biji serupa biji buah Nangka.

Selain mengandung Vitamin C, Betakaroten, Asam Glorat dan lain sebagainya, buah Kepahiang/Kepayang (Pangium edule) ternyata juga mengandung asam sianida yang berbahaya. Ya, buah Kepayang mentah cenderung memiliki konsentrasi asam sianida yang tinggi, sehingga sangat berbahaya jika dikonsumsi mentah-mentah.

Bahkan racun pada biji kepayang konon dahulunya sering dimanfaatkan sebagai racun mata panah saat berburu. Adapun beberapa gejala yang akan muncul saat mengonsumsi buah ini mentah-mentah adalah pusing-pusing pada dosis rendah, lalu mabuk berat hingga tak tersadarkan diri pada dosis sedang dan bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa jika dosisnya terlalu tinggi.

Antara Buah “Kepahiang” dan istilah “Mabuk Kepayang”

Kondisi mabuk keracunan akibat dari mengonsumsi buah kepayang metah-mentah merupakan hal yang sulit untuk ditangani di kala itu, mengingat sarana dan pelayanan kesehatan tidaklah selengkap dan serupa dengan apa yang kita nikmati dewasa ini.

Kluwak @ Wikipedia

Kemudian karena pola masyarakat kita yang gemar dengan perumpamaan dan pengandaian seperti yang sering kita temukan dalam syair dan karya seninya lambat laun masyarakat mulai menautkan istilah atau kata “mabuk kepayang” pada makna lain yang dikaitkan dengan dunia percintaan — Kalau sudah jatuh cinta sulit disembuhkan.

Hingga akhirnya kini, kata “Mabuk Kepahiang” lama-kelamaan berubah menjadi “Mabuk Kepayang” karena mudah diucapkan. Demikianlah, perjalanan istilah “Mabuk Kepayang” yang kini akrab dengan kisah percintaan.

Perbedaan nama Buah Kepahiang

Buah yang menjadi asal muasal istilah “Mabuk Kepayang” ini memiliki banyak nama lain bergantung dengan daerahnya masing-masing.

Orang-orang Eropa di luar negeri menjuluki buah ini sebagai False Durian (Durian Palsu) karena bau buah ini sangat menyengat menusuk hidung. Adapun orang-orang Amerika lebih memilih untuk menyebutnya dengan nama Football Fruit atau American Football karena bentuknya yang menyerupai bola lonjong (gridiron football ) yang digunakan pada permainan American Football.

Di Indonesia, nama Kepahiang lebih identik dengan bahasa melayu sehingga lebih dikenal bagi orang-orang Bengkulu dan Sumatera pada umumnya. Sedangkan bagi masyarakat suku Sunda, buah Kepahiang lebih dikenal dengan nama Picung. Lalu bagi orang-orang Indonesia Timur khususnya di Toraja, buah ini disebut dengan nama Panarrasan. Kemudian bagi penduduk suku Jawa, umumnya mengenal buah ini dengan nama Kluwek, Kluwak, dan Pucung.

Pemanfaatan Biji Kepayang/Kluwek sebagai bumbu masakan

Kluwek siap digunakan untuk Bumbu Masakan @ TheHasanVideo

Seperti apa yang telah penulis uraikan sebelumnya, buah Kepahiang tidak lain dan tidak bukan adalah “Kluwek/Kluwak” yang biasa digunakan sebagai salah satu bumbu kuliner Rawon khas Jawa Timur adalah buah yang sedang kita bicarakan. Selain digunakan dalam resep Rawon, Biji Kepayang/Kluwek ini juga digunakan saat dalam resep Coto Makassar.

Lalu bagaimana dengan kandungan asam sianida dalam buah kepayang/kluwek yang membuat buah ini menjadi sangat berbahaya jika dikonsumsi mentah-mentah. Tenang saja, senyawa berbahaya tersebut dapat dihilangkan dan dinetalisir kok dengan pengolahan yang baik dan benar.

Sebelum dikonsumsi, pengolahan “Kluwek” dilakukan dengan cara perebusan selama satu jam lalu dikubur dalam tanah bersama abu selama 50 hari. Cukup lama memang, tetapi dengan begitu racun yang ada di dalam buah akan menurun hingga tersisa kurang dari 1 persen. Proses pengeluaran racun ini biasa disebut dengan peram (pemeraman). Setelah melalui proses pengeraman ini, buah kepayang yang sebelumnya berwarna putih akan berubah menjadi warna hitam.

Perlu dicatat bahwa buah buah Kepahiang/Kluwek yang tersedia di pasar umumnya sudah berwarna hitam dan siap diolah bersama bumbu lainnya. Oleh karena itu, kita tak perlu lagi khawatir akan racun dan bahaya asam sianida.

“Kluwek” yang tak terpisahkan dari resep Rawon

Perubahan warna buah menjadi hitam gelap ini mengingatkan penulis dengan warna kuah Rawon yang cenderung gelap – beserta suwiran daging sapi yang menggugah selera. Mungkin, kuah Rawon yang gelap hitam ini merupakan salah satu efek dari penggunaan “kluwek”.

Rawon Daging @ TheHasanVideo

Kuliner khas Jawa Timur ini memang selalu bisa cocok dengan segala suasana dan acara dan selalu berhasil membuat penikmatnya menjadi “Mabuk Kepayang”. Dibuat dengan campuran resep khas ditambah si “Kluwek” yang menghasilkan aroma dan cita rasa unik yang semakin hari semakin mak nyoss karena proses menghangatkan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Bagi Anda yang penasaran atau kangen dengan cita rasa Rawon tapi sulit menemukan kuliner khas Jawa Timur ini di rumah makan sekitar dapat mencoba membuatnya sendiri di rumah. Well – kabar baiknya, resep “Rawon” ini sudah tersedia di thehasanvideo.com, baik dalam bentuk tulisan resep lengkap beserta tips dan triknya maupun dalam bentuk video tutorial di channel YouTube kami. Selamat mencoba dan jangan segan-segan untuk menuliskan pesan, kesan atau pertanyaan seputar Resep Rawon di kolom komentar. Good Luck dan Semoga Berhasil …!

Okay, karena penulis sudah tak tahan untuk menjajal resep rawon yang sudah berhasil membuat ngiler dan mabuk kepayang. Apalagi, sepertinya pembaca juga sudah tak sabar untuk mencoba resep rawon ala thehasanvideo.com. Maka demikianlah asal-usul istilah Mabuk Kepayang yang ternyata cukup panjang hingga menyasar ke kuliner Rawon khas Jawa Timur.

Rujukan: 1, 2, 3, 4, 5.

Share it!

Comments (4)

  • Davina kuliner

    Alhamdulillah semakin mantab kakak, terimakasih inspirasi nya semoga kami bisa mengikuti jejak kakak insyaallah amin……
    Salam dari grobag sedekah babat
    ” Davina kuliner “

    • Cecep

      Amin Ya Rabb …
      Terima kasih atas kunjungannya dan Salam balik untuk “Devina Kuliner”
      Semoga semakin sukses sedekahnya

  • Rosy

    Makasih bgt, baru tau loh saya.. THV de best emang

Tulis komentar

Call to action banner image
x

Register

Lost Password

Jika ingin salin / cetak resep, harus login dulu!